Pendidikan Karakter
Peran orang tua dalam pembentukan dan pengaruh terhadap perkembangan karakter anak sangat lah penting. Sejak masa kecil, anak-anak belajar dan memformulasikan (dengan caranya anak) akan nilai-nilai dan norma-norma yang akan menjadi bagian dari mereka sepanjang hidup.
Oleh karena itu, orang tua harus memberikan contoh dan memberikan dukungan yang tepat untuk membantu anak-anak membentuk karakter yang baik dan positif atau bisa disebut berakhlak mulia. Proses ini disebut Tarbiyah.
Orang tua dapat memainkan peran aktif dalam membentuk karakter anak melalui berbagai cara, seperti memberikan pendidikan agama, moral dan membantunya memahami nilai-nilai yang baik. Seperti toleransi, tepo seliro, prinsip hidup dlsb.
Selain itu, orang tua juga dapat
memberikan dukungan dan menghargai prestasinya, serta memberikan kesempatan
untuk belajar dan berkembang secara independen. Tidak lain, bentuk dukungan dan penghargaan ini akan menjadikan mentalnya positif.
Sebenarnya, perkembangan karakter tidak hanya dipengaruhi oleh orang tua, tetapi juga oleh lingkungan dan
interaksi sosial lainnya. Dari berbagai pengaruh tersebut, ada yang bisa
dikontrol oleh orang tua, namun ada pula yang diluar kendali mereka.
Fokus diskusi kali ini adalah faktor orang tua sebagai tempat pendidikan karakter anak sejak dini. Karena orang tua, khususnya peran ibu. Hal ini bersesuaian dengan ungkapan al ummu madrasatul ula artinya ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Setidaknya ada empat faktor dari orang tua yang berpengaruh
terhadap pendidikan karakter. Apa saja, dan bagaimana penjelasannya? Berikut
selengkapnya.
4 Faktor Orang Tua terhadap Pendidikan Karakter
Keempat faktor yang berperan dari orang tua terhadap karakter adalah:
- Tingkat pendidikan
- Pengasuhan
- Keluarga
- Budaya dan Sosial
Masing-masing akan kita diskusikan ke dalam beberapa bagian.
A. Tingkat Pendidikan:
Tingkat pendidikan ibu dan ayah secara signifikan dapat mempengaruhi peran mereka dalam pengasuhan dan perkembangan karakter anak. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi sering dikaitkan dengan praktik pengasuhan yang lebih efektif dan fokus yang lebih signifikan pada perkembangan pendidikan dan sosialnya.
Orang tua dengan tingkat pendidikan
yang lebih tinggi juga lebih mungkin memiliki sumber daya dan pengetahuan untuk
mendukung pertumbuhan putra-putri mereka dan menyediakan lingkungan rumah yang
stabil dan aman bagi mereka.
B. Gaya Pengasuhan:
Pola asuh orang tua memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Pola asuh otoriter, misalnya, ditandai dengan aturan yang ketat, ekspektasi yang tinggi, dan sedikit ruang untuk fleksibilitas, sedangkan pola asuh permisif ditandai dengan kurangnya struktur dan disiplin.
Gaya pengasuhan otoritatif, yang menyeimbangkan
ketegasan dengan kehangatan dan dukungan, dikaitkan dengan hasil terbaik untuk
perkembangan karakternya. Pola asuh yang dianut ibu dan ayah juga dapat
memengaruhi kemampuan anak untuk membentuk hubungan yang sehat, mengembangkan
ketahanan, dan mengembangkan keterampilan hidup yang penting.
C. Dinamika Keluarga:
Dinamika keluarga, termasuk keberadaan saudara kandung, hubungan ayah dan ibu, serta ukuran keluarga, juga dapat mempengaruhi peran orang tua dalam perkembangan karakter anak. Misalnya, kelahiran saudara kandung dapat mengubah fokus perhatian orang tua, yang berpotensi memengaruhi rasa aman dan stabilitasnya.
Dinamika keluarga yang
positif, seperti hubungan ibu-ayah yang kuat dan lingkungan keluarga yang
mendukung, dapat mendorong perkembangan buah hati yang positif dan meningkatkan
kemampuannya untuk membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain.
D. Harapan Budaya dan Sosial:
Harapan budaya dan sosial juga dapat berperan dalam membentuk peran orang tua dalam perkembangan karakter anak. Misalnya, keyakinan budaya tentang peran ibu dan ayah dalam mengasuh putra-putrinya dan peran gender dapat memengaruhi cara orang tua berinteraksi dengan anaknya serta nilai dan keterampilan hidup yang mereka wariskan.
Harapan masyarakat tentang
pendidikan dan kesuksesan juga dapat memengaruhi fokus orang tua pada
perkembangan akademik dan sosial buah hatinya. Memahami ekspektasi budaya dan
masyarakat yang memengaruhi peran orang tua sangat penting untuk mendorong
perkembangan anak yang positif dan membantunya mencapai potensi penuh mereka.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, keempat faktor itu
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Namun, jika harus
diprioritaskan, faktor-faktor yang berkaitan dengan internal keluarga lah yang
mesti diperbaiki terlebih dahulu. Karena secara prinsip, anak belajar kepada orang tuanya.
Semua memang bertahap dan melalui proses belajar,
baik sebagai orang tua maupun siswa atau anak. Demikian pula dalam pendidikan karakter
terhadap anak. Semoga bermanfaat.
0 Komentar